Motion Capture  

Posted by Frans

     Tentu kalian pernah melihat film-film terkenal seperti Transformers (directed by Michael Bay - 2007) dan Avatar (directed by James Cameron - 2009). Pada film-film tersebut penonton dapat menyaksikan tokoh fiktif yang keberadaannya bukanlah sebagai manusia seperti para robot Autobots dalam film Transformers hingga makhluk-makhluk dari planet asing dalam film Avatar. Mungkin beberapa diantara kalian pernah bertanya-tanya dalam hati, bagaimanakah pembuatan film tersebut sehingga dapat menghasilkan animasi gerak dari tokoh-tokoh fiktif terlihat nyata dan serupa layaknya pergerakan tubuh manusia. Pertanyaan itu dapat dijawab dengan dua kata singkat yaitu Motion Capture.

James Cameron Michael Bay
Avatar oleh James Cameron Transformers : Dark of the Moon
oleh Michael Bay


     Motion Capture merupakan sebuah proses perekaman gerakan dari objek maupun manusia. Tidak hanya di bidang perfilman, Motion Capture ini juga jamak digunakan dalam berbagai bidang seperti pada bidang militer, olah raga, aplikasi medis, hingga robotika. Pada pembuatan film dan permainan (game), Motion Capture dipakai untuk merekam aksi dari pemeran tokoh yang kemudian akan diproses menggunakan animasi komputer dalam model 2D maupun 3D. Motion Capture sering disebut dengan Performance Capture jika hanya melibatkan pergerakan penggalan bagian tubuh manusia saja seperti hanya pada bagian wajah saja atau jari saja. Motion Capture juga sering dijuluki dengan istilah Motion Tracking, namun di bidang perfilman dan games, Motion Capture lebih sering disebut Match Moving.


      Cara kerja Motion Capture mungkin sudah dapat dibayangkan dari pengertiannya saja. Pada saat perekaman berlangsung, gerakan dari seorang atau lebih aktor disimpan dalam hitungan detik, dimana pada setiap detiknya akan terbagi menjadi beberapa frame lagi sesuai dengan kecepatan gerakan yang dilakukan. Aktor umumnya diharuskan mengenakan kostum spesial untuk perekaman ini. Kostum yang digunakan adalah kostum dengan marker di setiap sendi tubuhnya. Marker inilah yang menjadi acuan rekam untuk kamera perekam. Dengan demikian, perekaman hanya terpusat pada perubahan gerak dari aktor saja, bukan kepada tampilan fisik dari aktor itu sendiri. Marker yang digunakan antara lain Setelah selesai, hasil rekaman dipetakan ke dalam model 3D sehingga model 3D tersebut akan dapat melakukan gerakan seperti yang telah diperagakan oleh aktor saat perekaman berlangsung.


Motion Capture di film Avatar
Motion Capture untuk film Avatar

      Pergerakan dari kamera perekam juga dapat menjadi alternatif menarik dalam proses Motion Capture. Dengan merekam gerakan dari kamera maka sudut pandang dari kamera dapat disimpan dan gambar atau model 3D yang dipakai dapat memiliki perspektif sudut pandang serta pergerakan yang sama. Metode ini biasa disebut Match Moving dan sangat membantu dalam pembuatan film maupun games.

Motion Capture memiliki keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Beberapa keunggulan diantaranya adalah :
  • Mampu didapatkan hasil pergerakan yang mendekati kenyataan. Dalam dunia perfilman dan games, hal ini dapat menghemat banyak biaya untuk melakukan animasi berbasis keyframe.

  • Pergerakan yang rumit dan interaksi fisik yang nyata serta massa (berat) dan pertukaran gaya dapat dibentuk kembali dengan mudah secara akurat.

  • Hasil animasi yang mampu diproduksi relatif besar untuk jangka waktu yang ditentukan jika dibandingkan dengan metode animasi yang lama (menggunakan foto yang kemudian designer model 3D akan membuat frame by frame berdasarkan foto-foto yang ada). Hal ini sangat meringankan beban biaya dalam perfilman maupun produksi game.

  • Memicu programmer dalam berkarya mengembangkan freeware untuk membantu animasi dengan basic Motion Capture.

Sedangkan kekurangan dari Motion Capture itu sendiri antara lain :
  • Biaya yang cukup tinggi karena membutuhkan hardware dan software khusus serta personil yang memiliki keahlian dalam bidang ini.

  • Memiliki banyak kebutuhan seperti luas area rekam berdasarkan kamera yang digunakan dan kostum ber-marker untuk aktor.

  • Jika terdapat kesalahan, akan lebih mudah untuk melakukan rekam ulang dibanding harus memanipulasi data rekaman. Oleh sebab itu sangat memungkinkan terjadinya rekam ulang hingga beberapa kali hanya untuk menyelesaikan sebuah scene.

  • Karena sulitnya melakukan manipulasi rekaman, maka hasil gerakan yang mampu dilakukan oleh model 3D sangat dibatasi oleh kemampuan gerak dari si aktor saja.

  • Tidak dapat melakukan gerakan yang menyalahi aturan fisika.

  • Jika model 3D memiliki perbedaan tubuh yang signifikan dengan aktor, seperti perbedaan proporsi tubuh, maka aktor harus sangat berhati-hati dalam melakukan setiap gerakan agar sesuai dengan model 3D yang diinginkan.

Sumber : wikipedia.org

| HOME |

This entry was posted on Wednesday, November 13, 2013 and is filed under . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments