Manusia dan Harapan  

Posted by Frans
     Dalam kehidupan ini, setiap manusia pasti memiliki harapan. Walau sekalipun terkadang harapan yang dimiliki seseorang dapat bersifat merugikan orang lain, tetapi dari sudut pandangnya sendiri tentulah itu merupakan harapan yang baik menurutnya. Harapan itu sendiri merupakan sebuah bagian dari hasrat manusia untuk menggapai sesuatu yang menurutnya akan membuahkan hal yang baik bagi dirinya. Sebagai contoh yang mudah, harapan saya adalah untuk dapat terus menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dengan belajar melalui pengalaman hidup dan kesalahan-kesalahan yang ada.


     Berbicara mengenai harapan, tentu mempunyai hubungan erat dengan kepercayaan kita sebagai umat manusia kepada sang Pencipta. Kepercayaan ini merupakan suatu wujud dari rasa yakin akan sesuatu hal yang umumnya bersifat abstrak namun dapat dirasakan. Jika dihubungkan kepada ketuhanan, maka kepercayaan merupakan simbol keyakinan kepada sosok yang diyakini menjadi sumber dari segala sesuatu yang ada baik itu kehidupan maupun alam pikiran atau pengetahuan. Oleh sebab itu peningkatan kepercayaan diperlukan. Beberapa upaya untuk meningkatkan kepercayaan kepada Tuhan adalah dengan bersyukur dalam segala hal. Tidak perduli seberapa baik maupun buruk suatu perkara, sudah selayaknya kita tetap bersyukur karena dibalik dari segala hal yang terjadi pasti ada pesan yang terkandung di dalamnya. Tidak hanya cukup bersyukur, tetapi kita juga harus mengupayakan diri untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang diyakini membuahkan dosa.
»»  [ Read More..]

Manusia dan Tanggung Jawab  

Posted by Frans
     Dalam menjalani kehidupan, setiap manusia pasti dihadapkan dengan tanggung jawab. Tanggung jawab ini merupakan suatu kewajiban yang memiliki prioritas tinggi berdasarkan dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam setiap tindakan yang dilakukan haruslah disertai dengan rasa penuh tanggung jawab karena memiliki konsekuensinya masing-masing.

     Tanggung jawab dimulai dari entitas tertinggi yaitu kepada Tuhan. Sudah sepatutnya kita sebagai makhluk ciptaan-Nya mempertanggung jawabkan hidup yang diberikan kepada kita ini dalam bertingkah laku, berpikir, dan beriman. Setelah itu, tanggung jawab ini akan berhubungan dengan diri kita sendiri, dimana kita harus dapat bertanggung jawab dengan apa yang telah kita lakukan, baik itu perbuatan yang baik bahkan perbuatan yang tidak baik. Jika kita telah dapat bertanggung jawab dengan diri kita sendiri, maka tanggung jawab selanjutnya adalah kepada keluarga kita, seperti tanggung jawab orang tua kepada anak dan sebaliknya. Tidak hanya sampai di situ saja, tanggung jawab yang lebih luas lagi adalah tanggung jawab kepada masyarakat, bangsa, dan negara dimana perbuatan kita haruslah sesuai dengan norma dan nilai yang ada di dalamnya.

     Berbicara mengenai tanggung jawab, tidaklah jauh dari suatu pengabdian. Hal ini dikarenakan pengabdian adalah salah satu buah dari rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap suatu hal yang dianggap sangat berharga atau penting. Contohnya adalah seorang kepala ahli database dari sebuah perusahaan besar dan terkenal yang mengabdi untuk bekerja menjaga keamanan dan kerahasiaan database perusahaan tersebut.

     Dengan pengabdian, maka pengorbanan juga dibutuhkan karena pengorbanan merupakan suatu wujud tindakan yang dilakukan untuk menjaga, setia, dan menghormati serta menghargai apa yang kita anggap berharga / sayangi. Contohnya ialah pengorbanan orang tua terhadap anaknya. Mereka akan berusaha sebaik mungkin agar anaknya bisa mendapatkan kehidupan yang layak.
»»  [ Read More..]

Manusia dan Pandangan Hidup  

Posted by Frans
     Berbicara mengenai pandangan hidup, berarti berbicara mengenai sebuah visi, pola pikir, dan ideologi yang dipegang oleh masing-masing pribadi manusia. Pandangan hidup inilah yang menjadi suatu pondasi dalam kehidupan seseorang. Tanpa adanya pandangan hidup, dapat diibaratkan dengan sebuah bangunan yang dibangun diatas pasir. Ketika badai datang, akan mudah sekali bagi bangunan tersebut untuk tergoyahkan. Demikian juga dengan manusia, akan mudah sekali terpengaruh oleh banyak hal jika tidak memiliki pandangan hidupnya sendiri.

     Sebuah pandangan hidup tentu memiliki sumber yang nyata. Bahkan ada banyak hal yang dapat mempengaruhi pandangan hidup seseorang. Keadaan lingkungan hidup di sekitar tentu menjadi cikal bakal pandangan hidup seseorang. Keadaan lingkungan ini tentu terpaut oleh banyak hal seperti perlakuan orang lain, kebutuhan untuk bertahan hidup, dan lain-lain. Mengapa perlakuan dari individu lain dapat mempengaruhi pandangan hidup seseorang ? Dapat diumpamakan ketika seseorang menjadi inspirasi bagi kita, hal tersebut akan memungkinan kita untuk berkeinginan menjadi pribadi yang lebih baik seperti beliau. Secara tidak langsung ini sudah mengubah sebagian dari pandangan hidup kita. Faktor kebutuhan untuk bertahan hidup seperti ketika seseorang dengan masalah perekonomiannya tetap harus dapat menghidupi dirinya atau bahkan keluarganya. Tentu hal ini dapat mengubah pandangan hidupnya untuk berusaha sekuat tenaga agar dapat meneruskan kehidupannya dan keluarganya.

     Tidak hanya sebagai visi dan misi belaka, pandangan hidup juga didasari pada ideologi yang mana merupakan sebuah gagasan atau ide. Mengapa demikian ? Setiap orang tentu memiliki karakternya masing-masing, dari karakter yang kian hari terus teralterisasi oleh pola hidup akan muncul ide pokok mengenai siapa dan apa tujuan hidupnya.

     Dengan memiliki pandangan hidup, sudah tentu seseorang akan memiliki cita-cita pula. Seperti yang telah disampaikan bahwa pandangan hidup mengandung visi dan misi (cita-cita). Secara logis, cita-cita berarti sebuah angan atau keinginan yang berasal dari alam pikir terdalam dari seseorang. Contohnya ketika seorang anak kecil memiliki kegemaran dengan komputer yang kemudian mengalterisasi pandangan hidupnya sehingga ia memiliki keinginan untuk menjadi seorang yang ahli di bidang komputerisasi seperti programmer, designer, illustrator, ataupun berkelut dalam jaringan. Umumnya cita-cita berhubungan dengan keinginan untuk menjadi individu yang lebih baik, dengan kata lain memiliki sisi baik. Kebajikan dapat didefinisikan sebagai hal yang mendatangkan kebaikan. Secara tidak langsung dengan berangan-angankan hal yang baik, kita sudah termasuk memiliki keinginan untuk berbuat bajik. Perbuatan atau tingkah laku ini didasari oleh :


1. Faktor Biologis
Faktor biologis terlibat dalam seluruh kegiatan manusia, bahkan berpadu dengan faktor-faktor sosiopsikologis. Menurut Wilson, perilaku sosial dibimbing oleh aturan-aturan yang sudah diprogram secara genetis dalam jiwa manusia.
2. Faktor Sosiopsikologis
Kita dapat mengkalsifikasikannya ke dalam tiga komponen.
• Komponen Afektif
merupakan aspek emosional dari faktor sosiopsikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan sebelumnya.
• Komponen Kognitif
Aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
• Komponen Konatif
Aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
Adapun beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor genetik atau keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam diri individu (endogen), antara lain:
a. Jenis Ras
Setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu dengan yang lainnya.
Tiga kelompok ras terbesar, yaitu:
Ras kulit putih atau ras Kaukasia.
Ciri-ciri fisik : Warna kulit putih, bermata biru, berambut pirang.
Perilaku yang dominan : Terbuka, senang akan kemajuan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Ras kulit hitam atau ras Negroid.
Ciri-ciri fisik : Berkulit hitam, berambut keriting, dan bermata hitam.
Perilaku yang dominan : Keramah tamahan, suka gotong royong, tertutup, dan senang dengan upacara ritual.
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku atas dasar pertimbangan rasional atau akal, sedangkan wanita atas dasar pertimbangan emosional atau perasaan. Perilaku pada pria di sebut maskulin sedangkan perilaku wanita di sebut feminim.
c. Sifat Fisik
Kalau kita amati perilaku individu berbeda-beda karena sifat fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
d. Sifat Kepribadian
Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh Maramis (1999) adalah : “keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi yang terus menerus terhadap hidupnya”.
e. Bakat Pembawaan
Bakat menurut Notoatmodjo (1997) yang mengutip pendapat William B. Micheel (1960) adalah : “kemampuan individu untuk melakukan sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenal hal tersebut”. Bakat merupakan interaksi dari faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada adanya kesempatan untuk pengembangan.
f. Intelegensi
Menurut Terman intelegensi adalah : “kemampuan untuk berfikir abstrak” (Sukardi, 1997). Sedangkan Ebbieghous mendefenisikan intelegensi adalah : “kemampuan untuk membuat kombinasi” (Notoatmodjo, 1997). Dari batasan terebut dapat dikatakan bahwa intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu. Oleh karena itu, kita kenal ada individu yang intelegen, yaitu individu yang dalam mengambil keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah. Sebaliknya bagi individu yang memiliki intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
 Sumber : http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-seseorang/

     Ketika seseorang telah memiliki suatu tujuan, maka sebuah usaha dibutuhkan untuk mencapainya. Usaha atau perjuangan merupakan suatu upaya yang dilakukan demi mencapai suatu tujuan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah saat kita akan mengikuti ujian, tentu usaha yang kita lakukan ialah mempelajari materi yang akan diujikan.
»»  [ Read More..]

Manusia dan Keadilan  

Posted by Frans
     Sering kali kita mendengar bahkan mengucapkan kata adil. Tetapi apakah kita benar-benar memaknai kata tersebut ? Secara logis, tentu setiap orang akan berpikir bahwa adil itu merupakan suatu keadaan dimana timbul suatu kesama-rataan. Sekilas kita mendengar makna tersebut mungkin akan terasa benar, tetapi apakah keadilan hanya terbatas kepada kesama-rataan saja ? Mari kita jelajahi makna keadilan ini dari sebuah ilustrasi sederhana.

     Jika memang suatu keadilan diukur dari kesama-rataan saja, apakah seorang pimpinan perusahaan yang menggaji seorang karyawannya dengan nominal x haruslah setara dengan gaji pembantu kantoran (office boy) dengan nominal x pula ? Jika memang suatu keadilan diukur dari kesama-rataan saja, maka dapat dikatakan bahwa pimpinan tersebut berlaku adil. Tetapi apakah hal itu memang benar-benar suatu keadilan ? Tentu kita dapat menarik pandangan bahwa hal tersebut tidaklah adil bagi karyawannya yang memiliki tingkat kesulitan kerja lebih tinggi.

     Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu keadilan tidak hanya diukur dari segi kesama-rataan saja, melainkan juga dari berbagai aspek lain yang dibutuhkan untuk menakar suatu keadilan itu sendiri.

     Banyak sekali keadilan-keadilan yang ada di dunia ini. Termasuk juga keadilan di dalam dunia maya. Salah satunya perlindungan hak cipta. Keadilan ini bertujuan untuk melindungi pemilik sebuah karya di dalam dunia maya dari kenakalan orang lain yang ingin memakai bahkan mencuri karya tersebut.

     Jika kita menghubungkan keadilan dengan pancasila, tentu kita akan merujuk kepada sila ke lima mengenai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Beberapa pencerminannya dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dengan menghargai hak orang lain yang ada di sekitar kita. Tidak lupa juga untuk melakukan kewajiban kita sendiri sehingga kita dapat beroleh hak yang pantas untuk diri kita masing-masing tentu dengan syarat tidak mengganggu hak orang lain juga. Jika hal itu dapat dilakukan, secara tidak langsung kita telah melakukan sebuah keadilan yang bersifat sosial. Cerminan lain adalah dengan tidak melupakan keberadaan orang-orang di bawah kita tentunya. Sebisa mungkin kita juga diharapkan agar dapat berlaku adil tidak hanya kepada diri kita sendiri, melainkan kepada mereka yang di bawah kita. Tidak lupa juga untuk memiliki jiwa menghargai jerih payah orang lain.

     Keadilan tentu berkaitan dengan kejujuran dan kecurangan. Mengapa demikian ? Tentu dengan adanya kejujuran, kita akan lebih mudah meraih atau menjalankan suatu keadilan. Begitu pula sebaliknya, kecurangan tentu akan merusak keadilan yang ada. Maka dari itu berusahalah untuk terus bersikap jujur dan adil dalam kehidupan kita sehari-hari.
»»  [ Read More..]